Elizabeth Báthory, Seorang Bangsawan Yang Memiliki Ritual Mandi Darah Perawan Demi Kecantikan Abadi

Ditulis oleh Kika Simonsen

Erzsébet Báthory atau yang lebih dikenal dengan nama The Blood Countess Elizabeth Báthory (1560-1614) adalah wanita bangsawan terkeji yang pernah tercatat sepanjang sejarah, yang melakukan pembunuhan berantai terhadap lebih dari 650 gadis perawan antara tahun 1585-1610.

Elizabeth Bathory saat berusia 16 tahun de82455b2a2bf070c73c64fda92d1333

Kisah kekejaman countess berdarah ini, menjadi sepenggal legenda menakutkan yang terus bergulir, menghantui dan tak terlupakan hingga melintasi zaman. Sejumlah pakar juga berspekulasi bahwa Legenda Elizabeth Báthory merupakan bibit munculnya keberadaan kisah drakula, sang penghisap darah, seperti yang diceritakan dalam novel Dracula yang ditulis oleh Bram Stoker pada tahun 1897. Baik Vlad Dracula maupun Elizabeth Báthory adalah bangsawan terkenal dari Transylvania. Kendati Vlad Dracula agaknya lebih dikenal sebagai perwujudan tokoh vampir, tidak satupun kisah yang mengulas fenomena ia melakukan ritual berendam di dalam kubangan darah atau meminum darah para korban yang dibunuhnya. Julukan drakula atau vampir, sebenarnya mungkin lebih cocok jika diperuntukan kepada Elizabeth Báthory.

Bathory: Countess of Blood (2008)bathory-quad-final

Asal-usul

Elizabeth Báthory lahir pada tanggal 7 Agustus 1560 sebagai putri cantik dari pasangan bangsawan terhormat Baron George VI Báthory dan Baroness Anna Báthory (1539-1570). Baik George dan Anna, keduanya merupakan keturunan dari klan keluarga Báthory. Perkawinan sedarah seperti ini pada era abad ke-16, umum dilakukan untuk menjaga kemurnian darah kebangsawanan yang di kala itu, menjadi prioritas utama.  

The Bathory Crestbathcrest01

Báthory sendiri merupakan sebuah keluarga bangsawan paling dihormati dan dimuliakan di Hungaria, Polandia dan Transylvania. Klan Báthory memegang tampuk kekuasaan di wilayah Eropa Tengah selama akhir abad pertengahan, khususnya di bidang kemiliteran, administratif, dan gerejawi Kerajaan Hungaria (wilayah mencapai Polandia dan Transylvania). Báthory mengandung makna “pahlawan yang hebat” dengan gelar animus-magnanimus yang berarti greatess of soul.

Battle of Mohács

(photo by https://szenszen.deviantart.com/art/Battle-of-Mohacs-499438627)a

Stephen VIII Báthory (1477-1534) yang merupakan ayah kandung dari Baroness Anna Báthory adalah bangsawan pertama yang berhasil membuktikan kepantasannya sebagai Count of Temesvár dan pada tahun 1519 ia kembali terpilih sebagai Palatine di Hungaria. Pada tahun 1526, Stephen VIII Báthory memimpin pasukan dalam Perang Mohács melawan Utsmaniyah, di mana Raja Louis II terpaksa menerima kejatuhannya. Perang Mohács merupakan salah satu pertempuran paling penting dalam sejarah Eropa Tengah, di mana  pertarungan tersebut berlangsung pada tanggal 29 Agustus 1526 di dekat Mohács, antara Kerajaan Hungaria yang dipimpin oleh Raja Louis II beradu dengan Kesultanan Ottoman/Utsmaniyah yang dipimpin oleh Raja Suleiman.

Stephen Báthory

Stefan_Batory_11

Sedangkan Stephen Báthory (1533-1586) yang notabene paman Elizabeth Báthory (adik bungsu ibunya), pada tahun 1576 dinobatkan menjadi raja ketiga Polandia dan Grand Duke of Lithuania (1576-1586). Ia memerintah hanya dalam satu dekade, kendati demikian dirinya dianggap sebagai salah satu raja paling sukses dalam sejarah Polandia, terutama di bidang sejarah militer. Stephen Báthory berhasil mencetak prestasi gemilang berupa kemenangan dalam pertempuran di Livonia melawan Rusia, di mana ia menolak invasi Rusia ke wilayah perbatasan dengan menggelar perjanjian damai yang sangat baik yang dinamakan Peace of Jam Zapolski.

bathoryarms

Alih-alih patut menjadi panutan rakyat, tak semua anggota Keluarga Báthory berperilaku membanggakan dan berjasa untuk negara. Dibalik nama besarnya, keluarga besar Báthory juga menyimpan sisi kegilaan yang cukup meresahkan. Salah satu paman Elizabeth Báthory adalah penganut paganisme dan satanisme. Sementara itu, seorang sepupu Elizabeth Báthory juga memiliki kelainan jiwa dan memiliki hobi menyimpang seperti kerap melakukan kejahatan seksual.

Stephen Báthoryebe75a226ea28cb1118661e580cc49ca

Cacat Karena Perkawinan Sedarah

Tidak banyak informasi yang dapat digali dari masa kecil Elizabeth Báthory, namun tercatat bahwa terdapat sebuah peristiwa yang cukup mengerikan, berlangsung saat Elizabeth berusia 6 tahun. Elizabeth Báthory menyaksikan dengan mata kepala sendiri insiden hukuman mati yang dijatuhkan terhadap seorang gipsi yang berani menjual anak kandungnya kepada Turki, yang kala itu negara dihadapkan pada persoalan genting bahwa Hungaria dan Turki terlibat peperangan panjang yang cukup sengit. Alhasil, sang gipsi didakwa sebagai penghianat negara. Tubuhnya diarak ke alun-alun dengan kedua kaki dan tangan terikat pada 4 ekor kuda yang berbeda. Elizabeth kecil menyaksikan tontonan sadis di mana tubuh sang pesakitan itu, terurai berceceran hingga mengering di bawah matahari.

The Countess (2009)250px-Countess_Poster (1)

Dampak negatif pernikahan incest dari kedua orangtuanya, mewariskan keturunan yang cacat. Sedari kecil, Elizabeth Báthory menderita penyakit kejang-kejang secara berkala atau yang lebih dikenal dengan sebutan epilepsi. Kerusakan syaraf yang terjadi setelah serangan kejang berulang, menimpulkan depresi jangka panjang dan kemarahan yang meledak-ledak dan sangat sulit dikendalikan. Saat ditelisik lebih lanjut, Elizabeth Báthory diketahui juga memiliki gangguan bipolar yakni perubahan mood yang sangat ekstrem, dari sikap yang gembira, berubah penuh amarah secara tiba-tiba dan sebaliknya. Ketidakstabilan pribadi Elizabeth, bertambah serius karena ditunjang oleh pola pengasuhan yang keliru. Sebagai akibatnya, Elizabeth Báthory bertumbuh menjadi pribadi yang egosentris, narcissistic personality disorder, angkuh dan sibuk dengan kecantikannya sendiri.

Orsolya Nádasdy3ae76aeff162eceae5fc637ce3763fdb

Pertunangan

Elizabeth remaja dikisahkan memiliki paras sangat jelita. Kecantikan yang menawan disempurnakan dengan darah kebangsawanan murni dari silsilah keluarga yang sangat bergengsi, menobatkan Elizabeth Báthory menjadi sebuah tangkapan emas yang paling diidam-idamkan bagi sejumlah pria bangsawan yang ambisius. Mereka berlomba-lomba menunjukkan ketertarikannya, manakala nama Elizabeth Báthory diorbitkan sebagai salah satu calon pengantin wanita yang siap dipersunting sekitar tahun 1570. Di usianya yang sangat belia, baru menginjak sebelas tahun kala itu, Elizabeth Báthory akhirnya dijodohkan dengan Count Ferenc Nádasdy (1555-1604), seorang kesatria gagah berani dan sekaligus petarung yang sangat terampil dan tangguh. Ia berusia lima belas tahun lebih tua dari Elizabeth Báthory. Pertunangan ini diatur dan diprakarsai oleh Countess Orsolya Nádasdy yakni ibu kandung Count Ferenc Nádasdy, dengan harapan akan mengantar pada kejayaan yang lebih gemilang untuk putranya sekaligus mengangkat derajat klan Nádasdy dikemudian hari.

Faranc NádasdyBenjamin_von_Block_-_Portrait_of_Count_Ferenc_Nádasdy_-_WGA02268 (1)

Kendatipun Elizabeth Báthory menyadari bahwa dirinya telah bertunangan dengan Count Ferenc Nádasdy, namun pada tahun 1574 Elizabeth Báthory tak berdaya untuk menahan hasratnya pada seorang pemuda tampan dari kalangan rakyat biasa. Elizabeth Báthory yang dikuasai oleh lonjakan gairah yang menggebu-gebu, pada akhirnya jatuh terbelit masalah besar dengan kehamilannya yang tidak diinginkan. Aib memalukan ini membuat sang ibu meradang dalam kepanikan dan segera membedah persoalan dengan mengasingkan Elizabeth Báthory hingga hari kelahiran menjelang. Di tempat pengasingannya, Elizabeth melahirkan seorang bayi perempuan yang kemudian diberi nama Anastasia Báthory dan diserahkan untuk diasuh oleh sebuah keluarga petani yang sangat dirahasiakan identitasnya.

Blood Countess (2015)81ENPr71aKL._SY445_

Pernikahan Agung

Pada tanggal 8 Mei 1575 Elizabeth Báthory menikah dengan Count Ferenc Nádasdy dengan pesta gala yang super mewah di Kastil Varanno, Slovakia. Karena kelas sosial kebangsawanan Ferenc Nádasdy lebih rendah dari Elizabeth, maka ia tidak berkewajiban menyematkan nama Nádasdy sebagai nama keluarga. Sebaliknya sang suamilah yang yang justru berambisi mencantumkan nama Báthory sebagai nama keluarganya, menjadi Count Ferenc Nádasdy Báthory. Dengan strategi inilah, Ferenc Nádasdy Báthory mendongkrak popularitasnya dan mensejajarkan diri dengan keagungan Klan Báthory. Berkat pernikahannya dengan cucu Stephen VIII Báthory (Stephen Báthory of Somlyóini, mengantar Ferenc Nádasdy Báthory, menjadi salah satu bangsawan terkaya dan paling berkuasa di Hungaria, Kekayaan gabungan pasangan ini lebih besar dari apa yang dimiliki Raja Habsburg, tak pelak membangkitkan kecemburuan dan iri hati dari lawan-lawan politiknya.

(photo by http://www.slovakia.com/castles/cachtice-castle/)1353925947_cachtice-caslte

Elizabeth Báthory memperoleh mahar pernikahan berupa istana megah yang bernama Kastil Čachtice, yang berdiri kokoh menjulang di atas bukit di mana perbatasan Little Carpathians Trencsén dan White Carpathians bertemu. Di kaki bukit itulah, terhampar desa Čachtice yang kemudian mengilhami pemberian nama kastil bergaya gotik tersebut. Kastil Čachtice dibangun pada permulaan abad ke-13 oleh Keluarga Hont-Pázmány, yang berfungsi utama sebagai benteng perbatasan yang mengawasi jalur penting antara lembah Myjava dan daerah Povazie.

(photo by https://www.trencinregion.sk/en/08715/cachtice-castle)castle-2964093_960_720

Pada tahun 1392 Kastil Čachtice diambil alih oleh Raja Zigmund yang kemudian mempersembahkannya kepada Bangsawan Ctibor sebagai penghargaan tertinggi karena jasa-jasa pengabdian dan kesetiaannya kepada raja. Dalam masa kepemilikan Ctibor hingga tahun 1434, benteng terus-menerus direkonstruksi dan dipergagah dengan pagar tinggi sebagai kekuatan pertahanan yang diperkaya dengan celah untuk menempatkan meriam, kebutuhan keagamaan seperti kapel, dan ruang bawah tanah. Keluarga Nádasdy-Báthory membeli properti istana ini berikut tujuh belas desa di sekitarnya, sebagai hadiah pernikahan untuk Elizabeth Báthory.

(photo by https://europebetweeneastandwest.wordpress.com/2016/10/20/losing-the-blood-countess-elizabeth-bathory-me-cachtice-castle-a-deadly-date-deferred/)cachtice-castle-as-it-looks-today.jpgBlack Knight of Hungary

Ferenc Nádasdy Báthory tidak begitu mengenyam pendidikan tinggi di masa kecilnya, karena keluarga Nádasdy beropini bahwa pria bangsawan lebih terhormat jika meraih ketenaran dengan mencetak prestasi di medan perang. Membaca dan menulis dianggap sebagai aktivitas yang kurang berwibawa dan lebih cocok diperuntukkan untuk pendeta dan kaum wanita. Tidak seperti istrinya yang piawai menulis sastra dan fasih berbahasa Hungaria, Yunani, Jerman dan Latin, Ferenc Nádasdy Báthory bisa dikatakan sebagai seorang yang buta huruf, ia hampir tidak memiliki kapabilitas membaca dan menulis.

Faranc NádasdyFerenc_Nadasdy_I (1)

Kendati demikian, Ferenc Nádasdy Báthory bukanlah seorang pangeran yang bodoh dan tak bermartabat. Dirinya pioneer dalam ketajaman strategi perang dan memiliki reputasi prestise dalam dunia kemiliteran. Berkat penampilannya yang cemerlang di medan laga, pada tahun 1578 Ferenc Nádasdy Báthory dinobatkan menjadi salah satu panglima perang Kerajaan Hungaria untuk pertempuran melawan Kesultanan Ottoman Turki.

Black Knight of Hungaryhero_033

Sebagaimana yang tersurat dalam sejarah, Ferenc Nádasdy Báthory adalah pahlawan besar kebanggan rakyat Hungaria yang paling ditakuti pada masanya, yang dikenal dengan sebutan “Fekete Beg” atau Black Knight of Hungary. Pasukan Hungaria di bawah naungan tangan besinya, berjaya mengibarkan kemenangannya di atas kejatuhan Ottoman yang memalukan. Ferenc Nádasdy Báthory berhasil merebut Kastil Esztergom, Kastil Waitzen, Kastil Visegrád, Kastil Székesfehérvár dan Kastil Győr, yang selama bertahun-tahun diduduki oleh Turki.

Stay Alive (2006)c6955955f50c0ff065dc8e998dd7ac3f8aedade8_hq

Dibalik debutnya dalam dunia kemiliteran yang mengharumkan negara, Ferenc Nádasdy Báthory dikenal dengan sepak terjang keberanian sekaligus kekejamannya yang ekstrem dan brutal. Ferenc Nádasdy Báthory memiliki sifat pemarah yang ketika tersulut akan mendera membabi buta. Ia tersohor dengan metode kejinya dalam menyiksa musuh-musuhnya di penjara. Bahkan dikisahkan, Ferenc Nádasdy Báthory gemar memperlakukan kepala tahanan yang telah terpenggal, bak sebuah bola sepak, seperti menendang dan melemparnya dengan penuh kebengisan.

(photo by https://www.trencinregion.sk/en/08715/cachtice-castle)Panorama sunset - ruin of castle Cachtice, Slovakia

Pasangan Yang Sama-sama Bertabiat Mengerikan

Ferenc dan Elizabeth Báthory diilustrasikan sebagai pasangan bangsawan terkejam dari neraka. Mereka berdua sama-sama memiliki kegemaran yang tak lazim berbalut deru sadisme yang menyayat. Ferenc Nádasdy Báthory mengintroduksi istrinya dengan metode hukuman yang dapat dipraktekan saat menghukum pelayan yang tidak giat bekerja. Salah satu caranya dengan menyelipkan selembar kertas yang telah dilumuri minyak di antara jemari kaki pelayan yang malas, kemudian menyalakannya dengan pematik hingga kobaran api melumatkan kertas beserta jari-jari pelayan tersebut. Ferenc Nádasdy berkeyakinan bahwa hukuman keras dan menyakitkan, akan memberi efek jera yang efektif sehingga hal tersebut dibenarkan untuk dilakukan. Konon sepulang dari peperangan, Ferenc Nádasdy Báthory pernah menghadiahi istri tercintanya dengan cendera mata berupa cakar besi  yang dapat disematkan di pergelangan tangan, yang berfungsi untuk merobek, menusuk dan memotong obyek yang diinginkan.

Bathory: Countess of Blood (2008)00-elizabeth-bathory-27864337-500-334

Pasangan Ferenc-Elizabeth melewati kehidupan pernikahannya dengan terpisah jarak dan waktu selama berbulan-bulan. Elizabeth Báthory pada mulanya adalah seorang istri yang baik dan sangat memuja suaminya yang gagah perkasa. Namun Ferenc Nádasdy Báthory merupakan seorang petarung sejati yang adiktif dengan peperangan dan sangat terobsesi dengan nama besar, ia terus-menerus hanya berkonsentrasi untuk mengkampanyekan dirinya sebagai pahlawan Hungaria. Alih-alih menghujani istrinya dengan keromantisan, Ferenc Nádisdy Báthory memilih untuk meninggalkan Elizabeth Báthory di kastil mereka yang megah, yang dilengkapi dengan perkebunan yang luas.

Bathory: Countess of Blood (2008)Elizabeth-Bathory-Countess-of-Blood-Films-Still-4a

Perselingkuhan

Elizabeth Báthory yang berusia remaja, memiliki gairah cinta yang bergelora dan emosi yang meledak-ledak. Didorong oleh ketidakmampuan meredam kebutuhan biologisnya, Elizabeth Báthory mengkoleksi sejumlah kekasih gelap yang dapat memuaskan hasratnya setiap malam selama sang suami tidak berada di tempat. Bahkan Elizabeth Báthory sempat lari bersama kekasih gelapnya, namun tidak lama berselang, ia memilih untuk kembali kepelukan suaminya.

Elizabeth BáthoryElizabeth-Bathory-Countess-of-Blood-Painting-2

Yang cukup menggemparkan, terkuak fakta bahwa Elizabeth Báthory juga merupakan seorang biseksual yang menikmati hubungan lesbian dengan Countess Klara Báthory yang notabene adalah bibinya sendiri. Countess Klara Báthory sangat populer dengan keahliannya mencambuk, yang juga memiliki tabiat ganjil seperti sadomasokis yakni kelainan seksual yang disebabkan gangguan kejiwaan, mencapai kepuasan saat menyakiti dan disakiti pasangannya.  

(photo by http://www.slovakiatouring.com)DSC_0445-e1442251256573

Ibu Yang Penuh Kasih

Karena sering dihadapkan dalam kondisi hidup terpisah dengan suami, Elizabeth Báthory baru mengandung setelah usia pernikahannya memasuki tahun ke-10. Putri pertama mereka lahir di tahun 1585, diberi nama Anna Nádasdy. Tidak lama kemudian disusul dengan kelahiran putri kedua yang diberi nama Ursula Nádasdy, namun sayangnya Ursula meninggal pada usia dini. Di tahun 1594 menyusul kelahiran putri ketiga mereka yang diberi nama Katalin Nádasdy. Pada tahun 1598, Ferenc dan Elizabeth dikarunai putra tunggal mereka yang diberi nama Paul Nádasdy. Semua sumber dan catatan sejarah melaporkan, sekalipun Elizabeth Báthory adalah sosok yang kejam menyerupai monster, namun ia adalah seorang ibu yang sangat baik dan penuh perhatian pada ketiga putra-putrinya. Ia mengangkat Iloona Joo sebagai asisten dalam membantunya melahirkan bayi dan mengasuh anak-anaknya. 

A Lovely MotherBathory-Children

Sejak kecil Elizabeth Bathory menolak stereotipe masyarakat bahwa hanya kaum laki-laki saja yang sanggup mengubah dunia, sementara wanita harus patuh pada takdirnya. Elizabeth Bathory tertarik mendalami satanisme sejak mengenal Dorothea Szentes (Dorka) yang dikenal masyarakat sebagai seorang wanita petani yang memiliki kekuatan sihir.  Sementara itu Johannes Ujvary yang juga disebut sebagai Ficzko ialah satu-satunya pelayan laki-laki digambarkan sangat kerdil seperti kurcaci, yang mengabdi pada Elizabeth Bathory dengan setia, sejak tahun 1594.

Countess of Blood (2008)
00-elizabeth-bathory-27864349-500-363

Di bawah pengaruh Dorka, Elizabeth Báthory juga mulai melakukan aktivitas masokisme. Dalam kesendirian tanpa kehadiran suami di sisi, Elizabeth membunuh kebosanannya dengan cara menyimpang yakni memuaskan hasrat seksualnya dengan aktivitas menyiksa pelayan-pelayan muda. Makin biadab metode penyiksaan terhadap korbannya, maka makin besar pula kepuasan yang ia rengkuh. Seperti yang dilansir dalam Elizabethan Times, Elizabeth Báthory tercatat sebagai wanita pembunuh berantai pertama yang menghabisi korban-korbannya semata-mata untuk kepentingan kepuasan seksual dan sadistik, tanpa peran serta laki-laki yang dominan.

(photo by http://www.slovakiatouring.com)00007-T2-Elizabeth-Bathory-Tour

Wafatnya Ferenc Nádasdy

Pada tanggal 4 Januari 1604 Ferenc Nádasdy Báthory tutup usia. Tidak diketahui pasti apa yang menyebabkan kematiannya, namun konon ia mengidap infeksi parah pada kaki akibat luka setelah berperang yang bertahun-tahun tidak ditangani dengan serius. Ferenc Nádisdy Báthory sempat menderita lumpuh dan hanya bisa terbaring di tempat tidur di tahun-tahun terakhirnya hingga ajal menjemput.

(photo by http://www.slovakiatouring.com)00010-T2-Elizabeth-Bathory-Tour

Seperti yang dibeberkan dalam sejarah, tahun 1607 Elizabeth Báthory sempat berkunjung ke Vienna untuk menagih pembayaran perang yang diperjuangkan almarhum suaminya untuk Raja Matthias II. Namun hal ini tidak disambut baik oleh sang raja. Karena jumlah nominal yang harus dilunasi sangat besar, Raja Matthias II berniat untuk lari dari tanggung jawab dan mencoba menyusun suatu strategi untuk merebut kekayaan janda Ferenc Nádasdy Báthory ini.

(photo by http://slovakia.travel)csm_P10504035_d862eb09a3

Dengan ironi yang kejam, kematian sang suami menggiring Elizabeth Báthory pada keterpurukan lingkaran sadisme yang akhirnya menyebabkan kejatuhannya sendiri. Elizabeth Báthory semakin liar tak terkendali, ia membunuh dan menyiksa dalam skala lebih besar  yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sepeninggal Ferenc Nádisdy Báthory, Elizabeth Báthory merasa lebih bebas melakukan kejahatan di istananya.

(photo by http://slovakia.travel)csm_P10504045_38389fec0d

Sebagian besar korban kejahatan Countess berdarah Elizabeth Báthory didominasi oleh para gadis muda belia, pekerja kasar yang diberi iming-iming gaji besar, atau budak-budak yang ia beli di sekitar Kastil Čachtice. Sebagai tiran yang merasa sangat berkuasa dan kebal hukum, Elizabeth Báthory melancarkan kebiadabannya pada kaum yang dianggap lemah dan rapuh. Elizabeth Báthory  tidak sungkan-sungkan menjahit mulut pekerja yang dianggap terlalu banyak bicara, memukuli mereka hingga berdarah jika berani melawan, menelanjangi lalu meletakkan logam panas membara di kulit pekerja kasar itu. Para pelayan yang dicurigai mencuri, akan diikat pada pohon dengan keadaan telanjang, dan dibiarkan selama berhari-hari hingga mereka mati membeku.  

(photo by http://www.ripleys.com/weird-news/elizabeth-bathory/)DQmUAewhQ8C2YN4ShPxxeq1EVKPWtcf3wrnbjS4JZgtmBvZ

Periode di mana Elizabeth Báthory melakukan kekejaman terbesarnya, yakni pada masa ia menjalin cinta sesama jenis dengan Anna Darvula. Berdasarkan gagasan Anna Darvula, Elizabeth Báthory memerintahkan pembuatan kandang besi yang disebut “Iron Virgin” untuk melengkapi koleksi peralatan menyiksanya. “Iron Virgin” berbentuk seperti kandang besi dan dilengkapi dengan pisau dan tombak pendek menyerupai alat penyiksaan “Iron Maiden”. Pasangan laknat ini bersama-sama berpesta dengan cara ekstrem, mengikat budak-budak dan para pekerja, menelanjangi dan menyiksa mereka dengan alat bantu ini. Penny_Dreadful_2x01_001Ritual Cantik Abadi

Elizabeth Báthory dikenal sangat pesolek, ia memiliki kebiasaan berganti busana lima atau enam kali dalam sehari dan menghabiskan waktu untuk mengagumi kecantikannya selama berjam-jam di hadapan cermin. Ia merawat kulitnya secara seksama, dengan membalurkan berbagai minyak dan cream secara rutin. Saat Elizabeth Báthory memasuki usia 40 tahun, ia mulai merasakan bahwa kecantikannya berangsur-angsur memudar.

Bathory: Countess of Blood (2008)bathor07

Legenda mengungkapkan, Elizabeth Báthory menemukan RAHASIA CANTIK ABADI ketika beberapa titik darah pelayan yang ia siksa, tidak sengaja mengenai parasnya yang cantik. Darah yang berasal dari pelayan yang berstatus gadis perawan itu, diyakini membantu memancarkan kemudaan yang berseri-seri dan melenyapkan garis-garis halus kerutan di raut wajah Elizabeth Báthory. Sejak kejadian itu, ia menjadi terobsesi dengan gagasan dan cara yang absurb ini untuk memelihara keawetmudaannya. Elizabeth Báthory segera memerintahkan orang-orang kepercayaannya yaitu Johannes Ujvari, Iloona Joo, Anna Darvula dan Dorothea Szentes, untuk mengikat, mencambuk, hingga akhirnya memotong urat nadi gadis malang itu, kemudian menggantungnya di atas bak mandi yang di dalamnya berbaring Elizabeth Báthory yang sudah tidak sabar menanti.

(photo by http://slovakia.travel)csm_P10504105_471201b768

Ritual ini berlangsung secara berkala selama bertahun-tahun hingga ratusan gadis perawan merenggang nyawa. Konon Elizabeth Báthory juga meminum darah segar gadis-gadis muda tersebut untuk menyingsingkan sinaran inner beauty laksana gadis remaja. Elizabeth Báthory membunuh untuk tujuan kesenangan dan melakukannya tanpa penyesalan sedikitpun. Tercatat kurang lebih 650 nyawa gadis telah menjadi korban, mengantar kisah mengerikan ini ke pencapaian rekor kasus pembunuhan berantai yang memakan korban terbanyak, di sepanjang sejarah umat manusia.

d8ec39b3c855ead54aa6cf72f965bc14--elizabeth-bathory-dark-beauty

Tentu saja mandi darah perawan tidak mampu menghentikan proses penuaan yang memang lumrah terjadi pada setiap manusia. Tapi Elizabeth Báthory sangat keras kepala dan memiliki kebebalan berpikir. Ia menggulirkan ide untuk berburu darah gadis perawan yang dirasa lebih berkualitas dalam artian yakni darah yang berasal dari gadis-gadis bangsawan. Di pertengahan tahun 1609, Anna Darvula meninggal dunia. Tak lama berselang, Elizabeth Báthory tampaknya telah menemukan kekasih baru yakni Erszi Majorova. Di tahun 1609 pada musim dingin, Elizabeth Bathory mulai melantaskan obsesinya atas bantuan Erszi Majorova, ia mengundang sekitar dua puluh lima puteri bangsawan miskin untuk menetap di Kastil Čachtice bersamanya, dengan dalih ingin mengajarkan tata krama dan sopan-santun ala aristokrat. Namun keputusan tersebut rupanya menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Lenyapnya gadis-gadis bangsawan ini menjadi perbincangan santer di kalangan masyarakat dan menyita perhatian orang-orang berpengaruh termasuk Raja Matthias II yang menyimpan dendam kepadanya. Nama Elizabeth Báthory pun mencuat, menjadi buah bibir sebagai penjagal yang bengis.

(photo by http://www.slovakiatouring.com)cachtice

Penangkapan dan Akhir Hidup Elizabeth Báthory

Kematian gadis-gadis petani mungkin dapat diabaikan, tapi hilangnya gadis-gadis bangsawan, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Raja Matthias II memerintahkan penggerebekan Kastil Čachtice dengan mengutus Lord Palatine Count Cuyorgy Thurzo pada tanggal 30 Desember 1609 sebagai pimpinan penyelidikan.

Elizabeth Báthory47e776840f7200a53d861d39b9abab6c

Betapa terkejutnya Cuyorgy Thurzo saat mendapati begitu banyak mayat bergelimpangan dengan kondisi sangat mengenaskan, terikat dengan nadi tersayat, beberapa diantaranya tergeletak di meja makan dalam kondisi serupa, diantara mayat-mayat itu ada yang tubuhnya penuh dengan lubang, dan beberapa gadis disekap dalam kurungan menunggu giliran untuk di eksekusi. Sementara lain ratusan mayat ditemukan membusuk, di tumpuk di lorong-lorong bawah tanah. Masih di area ruang bawah tanah, ditemukan lagi mayat-mayat yang digantung pada kaso-kaso dengan tubuh terkoyak dan darah menetes ke dalam bak-bak mandi besar di bawahnya, yang sepertinya dipersiapkan untuk kegiatan mandi darah Elizabeth Báthory. Count Cuyorgy Thurzo segera memerintahkan untuk dilakukan penggalian serempak di ruang bawah tanah. Setidaknya tercatat dari hasil investigasi berbagai pihak dan apa telah tertulis dicatatan diary Elizabeth Báthory, tercetus ada 650an korban jiwa antara tahun 1585-1610.

Diary Of Elizabeth Báthory982a77359aeafcfc7d9718cddf6f5b04

Sebenarnya Count Cuyorgy Thurzo sudah mencurigai kebiadaban Elizabeth Báthory sejak lama. Tapi bagaimanapun ia adalah sepupu yang memiliki hubungan kekerabatan yang cukup dekat, yang berkewajiban menjaga nama baik keluarga Báthory, sehingga enggan mengambil tindakan resmi. Sedangkan Raja Matthias II memiliki agenda tersendiri. Baginya ini adalah kesempatan emas untuk memegang kendali atas Elizabeth Báthory yang bermasalah dengan menyodorkan bukti-bukti kejahatannya. Ia berusaha menyeret Elizabeth Báthory ke pengadilan dengan menghadirkan saksi-saksi kuat dengan harapan ia tidak perlu membayar hutang-hutangnya pada Elizabeth Báthory, namun klan Báthory melakukan pembelaan sangat keras dan berusaha melabeli fakta-fakta yang terungkap, bukanlah kejahatan yang didalangi oleh Elizabeth Báthory. Trah Báthory memenangkan tuntutannya dan memagari masalah agar nama besar Báthory tidak terbawa-bawa dan ternodai oleh fenomena berdarah yang sangat mengerikan ini.

(photo by http://www.slovakiatouring.com)podzemie_1

2 Januari 1611 para kaki tangan Elizabeth Báthory seperti  Johannes Ujvari, Erszi Majorova, Iloona Joo dan Dorothea Szentes digelandang ke pengadilan dan dinyatakan bersalah atas seluruh pembunuhan 570 orang. Jari-jari Iloona Joo dan Dorothea Szentes dicelupkan ke dalam darah orang-orang Kristen yang suci, kemudian dirobek dengan penjepit panas. Setelah itu tubuh mereka digantung dan dibakar hidup-hidup. Sementara itu kepala Johannes Ujvari dipenggal kemudian tubuhnya dibakar hingga lumat di samping kedua rekannya. Pada tanggal 24 Januari, Erszi Majorova juga dijatuhi hukuman mati.

(photo by http://www.slovakiatouring.com)TG3_tour_01

Sementara itu Elizabeth Báthory hanya didakwa untuk 80 kematian gadis bangsawan saja. Selama proses pengadilan, Elizabeth Báthory tidak pernah dihadirkan dalam persidangan karena pada saat itu, bangsawan terhormat sekelas trah Keluarga Báthory tidak diijinkan secara hukum untuk ditangkap dan diadili. Ia sempat mencoba melarikan diri, namun dengan sigap Count Cuyorgy Thurzo menangkapnya kembali dan menyekapnya di dalam menara Kastil Čachtice yang dindingnya kemudian diisolasi rapat dan dipertebal dengan kuat, hanya menyisakan lubang kecil terbuka untuk mengirim makanan. Elizabeth Báthory dijatuhi hukuman seumur hidup dengan status tahanan rumah oleh parlemen pada tahun 1611 dan tidak akan pernah dikeluarkan dari kurungannya untuk menghindari terciptanya skandal dan aib yang mengancam kehormatan Báthory di masyarakat luas.

Diduga sebagai makam Elizabeth Báthoryaae2e8c453185e650122ae3ef675902c

Tiga tahun kemudian, Elizabeth Báthory ditemukan meninggal bunuh diri (dengan menggigit pergelangan tangannya sendiri). Wajahnya ditemukan tertelungkup di lantai di salah satu menara Castle Čachtice pada tanggal 21 Agustus 1614. Sesuai wasiat yang ditulisnya di dalam tahanan, sebagian besar properti miliknya akan diwariskan kepada anak-anaknya. Tetapi Raja Matthias II yang memiliki hutang besar kepada pasangan Ferenc-Elizabeth Báthory, memendam obsesi lama untuk memperoleh properti dan kekayaan mereka setelah kematian Elizabeth Báthory.  Raja Matthias II lalu meniupkan rumor bahwa anak-anak Ferenc dan Elizabeth Báthory, berpotensi besar memiliki tabiat yang sama dengan ibunya. Akhirnya semua properti mewah milik keluarga itu, disita dan diakumulasi menjadi milik Kerajaan Hungaria. Keturunan Ferenc dan Elizabeth diusir dari Hungaria dan terpaksa hijrah ke Polandia untuk mengamankan diri. Inilah akhir kisah kejayaan Keluarga Báthory-Nádasdy di Hungaria.

Coat of arms of Elizabeth Báthoryc37a74f84573bf4cd5adc84085131ced--elizabeth-bathory-real-vampires.jpgBerdasar kesaksian seorang kerabat bernama Pál Nádasdy, Elizabeth Báthory dimakamkan di kapel keluarga di Kastil Čachtice pada tanggal 25 November 1614. Jenazah Elizabeth Báthory kemudian diserahkan ke keluarganya di Kastil Ecsed pada tahun 1617 karena makam itu menimbulkan keresahan masyarakat yang tidak berkesudahan. Anehnya pada bulan November 1619, saat kuburan yang diduga adalah tempat peristirahatan terakhir Elizabeth Báthory dibongkar dan digali, tidak  ditemukan mayat dan tulang-belulang sama sekali! Di waktu yang hampir bersamaan, dikabarkan sejumlah gadis muda tewas kehabisan darah. Apakah Elizabeth Báthory hidup kembali?

217337-cine-gamers-critica-stay-alive

Advertisement

4 thoughts on “Elizabeth Báthory, Seorang Bangsawan Yang Memiliki Ritual Mandi Darah Perawan Demi Kecantikan Abadi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s