Ditulis oleh Kika Simonsen
Pont du Gard adalah jembatan saluran air kuno peninggalan Kekaisaran Romawi, yang digadang-gadang sebagai yang terbesar dan paling harmonis di dunia. Pont du Gard terletak sekitar setengah jalan antara kota Nîmes dan Avignon, dengan masing-masing berjarak sekitar tiga puluh menit berkendara, tepatnya melintasi Sungai Gardon di Vers-Pont-du-Gard dekat Remoulins, département Gard, Prancis Selatan.
Pont du Gard merupakan aqueduct atau tenampungan air sepanjang 50 km (31 mil) yang memiliki fungsi vital sebagai pemasok air bagi penduduk Romawi dari kota Uzès ke kota Nîmes (dahulu bernama Nemausus).Seperti yang tercatat dalam sejarah, orang-orang Romawi sangat pioneer menciptakan inovasi-inovasi terdepan dalam peradaban kuno, salah satunya ialah teknik konstruksi saluran air. Pont du Gard adalah salah satu karya hidrolik Romawi tertua dan paling menakjubkan yang pernah ada, yang tidak hancur atau roboh hingga saat ini, bahkan setiap cirinya masih lestari dan bisa diamati.
Caesar Augustus
Pont du Gard diperkirakan dibangun pada pertengahan abad pertama Masehi. Sebenarnya tidak diketahui secara pasti kapan tepatnya Pont du Gard didirikan. Apakah karya ini dibangun pada tahun 19 SM oleh Marcus Vipsanius Agrippa, menantu Caesar Augustus yang terkenal itu? Ataukah didirikan lebih awal?
Caesar Claudius
Berdasar penggalian yang baru-baru ini dilakukan, dituai kesimpulan bahwa Pont du Gard diperkirakan dibangun sekitar tahun 40-60 M oleh Marcus Vipsanius Agrippa (63 – 12 BC) menantu dari Caesar Augustus (27 BC-AD 14) , namun hingga kini para ahli masih meraba tanggal akurat didirikannya monumen kuno tersebut. Perumusan ini dirunut dari beberapa penemuan yang diperoleh sebuah tim arkeologi yang dipimpin oleh Guilhem Fabre. Tim ini menemukan koin di lokasi konstruksi yang menggambarkan Caesar Claudius yang memerintah antara 41-54 M.
(photo by http://en.destinationsuddefrance.com/layout/set/print/Discover/Must-See/Pont-du-Gard)
Kata aqueduct sendiri berasal dari serapan bahasa latin yakni aqua yang berarti air dan ducere yang berarti untuk memimpin. Sebagian besar saluran air Nîmes dibangun di bawah tanah seperti layaknya ciri khas dari saluran air Romawi. Aqueduct Nîmes terdiri dari beberapa ratus meter terowongan, 3 waduk dan 20 jembatan, di mana Pont du Gard lah yang paling mencuat kepopulerannya. Mari kita gali lebih intim mahakarya yang menakjubkan ini!
FUNGSI PONT DU GARD
Dampak pertumbuhan populasi penduduk yang begitu pesat, mengantar pada masalah baru yakni air mancur Nemausus tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan kota dalam penyediaan air minum, sanitasi rumah, kolam dan air mancur dekoratif, pemandian umum dan penyiraman taman-taman kota.Sedangkan dataran di mana sumber mata air terdekat berada, terletak pada ketinggian yang terlalu rendah untuk memungkinkan dialirkan ke kota. Sementara perbukitan di wilayah barat terlalu sulit diatasi dalam sudut pandang teknik bangunan. Satu-satunya alternatif tersisa ialah mata air yang terletak di utara sekitar Ucetia (Uzès). Sumber mata air Fontaine d’Eure memiliki ketinggian 76 meter (249 kaki) di atas permukaan laut, jadi 17 meter (56 kaki) lebih tinggi dari waduk penampungan air di Nîmes.
Langkah yang ditempuh sebagai aksi membredel inovasi yakni membangun aqueduct untuk menyalurkan air dari sumber mata air Fontaine d’Eure ke Uzès sampai ke Nîmes dengan panjang mencapai 50 kilometer. Sesungguhnya jarak antara Nimes dengan sumber mata air tersebut hanya berjarak sekitar 20 km (12 mil). Namun karena terbentur oleh medan yang tidak rata dan sulit antara kedua titik itu, aqueduct tersebut dibangun di bawah tanah mengikuti rute panjang yang berkelok-kelok hingga menempuh jarak hingga 50 km (31 mil). Namun tantangan tersulit menghadang di depan mata, terbentangnya Sunga Gardon menghentikan saluran air itu di tengah jalan. Persoalan yang membelit tersebut, segera dibedah dengan pembangunan sebuah jembatan untuk menopang aqueduct dalam menyeberangi sungai. Nama Pont du Gard kira-kira jika diterjemahkan berarti “bridge over the river Gard“.
KONSTRUKSI PONT DU GARD
Jembatan ini memiliki tiga tingkat lengkungan semi sirkular. Tingkat terbawah terdiri 6 lengkungan, tingkat tengah berisi 11 lengkungan dan tingkat teratas menyuguhkan 35 lengkungan. Pada tingkat teratasnya lah di mana kanal air dialirkan. Saluran air yang memiliki fungsi paling vital ini, diplester dengan lapisan kedap air. Pada awalnya, tingkat teratas diduga memiliki 47 lengkungan, namun hancur pada sekitar abad ke-12 karena penjarahan batu oleh penduduk setempat.
Lengkungan terbawah memiliki tinggi lebih dari 22 meter (72 kaki). Sedangkan lengkungan tengah mempunyai tinggi 20 meter (66 kaki), sementara lengkungan teratas memiliki ketinggian 7 meter (23 kaki). Tingkat yang paling atas memiliki lengkungan yang paling banyak jumlahnya, namun ukuran tiap lengkungnya lebih sempit dan lebih pendek dari lengkungan di tingkat yang lainnya. Panjang Pont du Gard adalah 275 meter (899 kaki) dan berdiri tegak menantang langit pada ketinggian 48,77 m (160 kaki). Dengan ketinggian yang sedemikian rupa, menobatkan Pont du Gard menjadi jembatan tertinggi dari semua jembatan yang pernah dibangun Romawi. Pengunjung diperkenankan menyeberangi Pont du Gard di sepanjang lengkungan paling bawah, tapi sangat tidak diperbolehkan untuk memanjat ke tingkat atasnya atau menyeberang pada titik yang lebih tinggi karena alasan keamanan dan pelestarian.
Seperti yang menjadi ciri khas dari struktur bangunan Romawi, Pont du Gard dibangun tanpa adukan semen. Pont du Gard berisi 50.400 ton batu kapur dengan volume sebesar 21.000 meter³. Setiap batu kapur yang digunakan untuk membangun Pont du Gard, beratnya mencapai 6 ton, dipotong dengan tepat sempurna sehingga mampu menangkis kebutuhan semen. Batu-batu kapur tersebut digali dari tambang di sekitar lokasi yang kemungkinan diangkut ke Sungai Gardon menggunakan kapal. Penggarapan monumen antik ini diyakini telah memakan waktu sekitar 5 tahun dengan mempekerjakan antara 800-1000 pekerja.
Bentuk inovasi yang ditingkahi ketepatan besar, sampai pada tahap menyadari jika membangun aqueduct dengan gradien yang seragam, akan mengakibatkan Pont du Gard harus didirikan dengan ketinggian yang luar biasa dan sulit untuk direalisasikan, mengingat keterbatasan teknologi pada masa itu. Gradien adalah bilangan atau nilai yang menjelaskan besar kemiringan terhadap suatu garis, yang berguna untuk mencari perubahan arah dan kecepatan dalam bidang skalar. Dengan memvariasi besarnya gradien di sepanjang rute yang di aliri air, insinyur Romawi berhasil menurunkan ketinggian jembatan sejauh 6 meter (20 kaki) menjadi 48,77 meter (160,0 kaki) di atas sungai.
Sepanjang keseluruhan aqueduct yang hampir mencapai 5o km tersebut, aliran air hanya menurun 17 meter (56 kaki) saja, rata-rata berkisar 34 cm/km dengan gradien 1 dari 3.000, mampu menghasilkan deras air yang dapat memasok sekitar 40.000 meter³ (8.800.000 ton air) setiap harinya, yang menghabiskan waktu sekitar 27 jam untuk mengalirkan air dari sumber mata air alami ke kota tujuan. Angka-angka ini mengungkap kejeniusan peradaban Romawi yang menerapkan ketepatan perhitungan yang prima dalam membangun sebuah saluran air. Kemiringan yang elegan menuruni bukit ini, merupakan sebuah prestasi teknik yang luar biasa dari insinyur Romawi yang bertanggung jawab atas konstruksi aqueduct Nîmes ini.
Jika diamati dengan seksama, jembatan di desain dengan sedikit melengkung di bagian hulu. Para peneliti mempercayai bahwa Romawi memang merancangnya seperti itu dengan sengaja, untuk memperkuat struktur jembatan terhadap aliran air seperti layaknya dinding bendungan. Namun pendapat itu dipatahkan secara tegas tanpa tedeng aling-aling oleh seorang ahli mikrotopografi yang melakukan penelitian pada tahun 1989. Ia menyimpulkan bahwa lengkungan pada hulu disebabkan oleh batu yang memuai karena sengatan terik matahari, yang kemudian berkontraksi sekitar 5 mm (0,20 in) selama berabad-abad, sehingga menghasilkan deformasi (transformasi sebuah benda dari kondisi semula ke kondisi terkini) yang sekarang ini nampak jelas terlihat.
(photo by http://ee.france.fr/en/discover/pont-gard-5)
Tingginya kandungan kalsium karbonat dari batu kapur yang terlarut terbawa bersama aliran air dalam sepanjang perjalanannya, memunculkan masalah cukup pelik yang pada akhirnya mencekik aliran air. Ancaman lain yang dihadapi yakni munculnya vegetasi seperti akar-akaran, ganggang dan bakteri yang terdekomposisi dalam proses biolithogenesis, makin memperparah adanya penyumbatan aqueduct. Ditambah lagi minimnya perhatian dan pemeliharaan dari waktu ke waktu, mempercepat kemunduran mahakarya agung ini. Pada akhirnya Pont du Gard tidak lebih dari sebuah monumen yang ditinggalkan.
Pont du Gard mengalami kerusakan serius pada tahun 1620-an ketika Henri, Duke of Rohan mengeksploitasi monumen agung ini untuk mengangkut banyak artileri (alat berat yang digunakan untuk menembak) selama masa peperang antara royalis Prancis dengan Huguenots. Pada tahun 1743-1747, setelah sekian banyak dekade dalam keterpurukan, akhirnya insinyur Prancis yang bernama Henry Pitot membangun sebuah jalan yang melekat pada tingkat paling bawah lengkungan Pont du Gard. Jalan itu dijuluki Jembatan Henry Pitot. Pada tahun 1855-1858 sebuah proyek renovasi besar-besaran dilakukan di bawah arahan Charles Laisne.
(photo by http://www.bienvenueenprovence.fr/en/visit/le-pont-du-gard-2/)
PONT DU GARD SAAT INI
Pada tahun 1985 Pont du Gard tercatat menjadi salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO yang diklasifikasikan sebagai Grand Sites of selected, dikarenakan dianggap sebagai simbol kejeniusan dan keberanian peradaban kuno yang masih mencuatkan kekaguman hingga hari ini.
Sejak tahun 1990-an Pont du Gard menjadi sangat tersohor dan mampu menyedot lebih dari satu juta pengunjung di setiap tahunnya. Puncaknya pada tahun 2000, sejak dibukanya museum oleh sebuah proyek pengembang di lokasi tersebut. Museum ini berambisi kuat untuk mempromosikan Pont du Gard secara besar-besaran, menyempurnakan seluruh fasilitas, menutup akses penggunaan lalu lintas umum di atas jembatan, serta rutin menggelar berbagai atraksi menarik secara berkala diantaranya festival musik dan lighting yang menjadi peristiwa berulang setiap tahun dan ditunggu-tunggu pada musim panas.
(photo by http://ee.france.fr/en/discover/pont-gard-5)
Pont du Gardi yang terletak di jantung kawasan sejarah ini, kini benar-benar menjelma menjadi salah satu dari lima itinerary favorit yang paling banyak dikunjungi di Prancis.
RESTORAN
Untuk melepas rasa dahaga dan lapar, pengunjung dapat menikmati santapan lezat di Restoran Les Terrasses yang digelar di bawah rindangan pohon. Selain suguhan hidangan khas Prancis yang tidak lagi diragukan kepiawaiannya dalam dunia perkulineran, restoran memanjakan pengunjung dengan view fantastis yang menghadap langsung ke Pont du Gard. TIKET
Tiket dapat dibeli langsung di museum atau secara online di http://www.pontdugard.fr . Harga tiket dibedakan menjadi tiga kategori tiket yakni Discovery Pass yang mencakup Pont du Gard, Museum, Ciné, Ludo, jalan Mémoires de Garrigue, dan Pameran, seharga 8,50 € untuk dewasa, 6 € untuk anak-anak berumur 6-17 tahun dan gratis untuk anak dibawah 6 tahun. Kategori kedua ialah Pass Aqueduct Discovery Pass yang menawarkan jasa guide tur yang keliling ke tingkat atas Pont du Gard, mematok 11,50 € untuk dewasa, 6 € untuk anak-anak berumur 6-17 tahun dan gratis untuk anak dibawah 6 tahun. Kategori ketiga adalah Prestige Pass Aqueduct Pass yang menyuguhkan kecakapan guide tur dalam berkeliling Pont du Gard dan Museum, berkisar 15,50 € untuk dewasa, 6 € untuk anak-anak berumur 6-17 tahun dan gratis untuk anak dibawah 6 tahun.
Tiket khusus untuk menikmati atraksi lighting di sore-malam hari dipatok harga 3 € dan gratis untuk pengunjung di bawah 17 tahun.TRANSPORTASI
Akses dari Nîmes dilalui dengan menggunakan bus B21 yang berangkat beberapa tempo dalam sehari dari belakang Stasiun Nîmes RR. Perjalanan memakan waktu sekitar satu jam. Alternatif lain dengan menaiki bus A15 dari Terminal Gare Routiere, Avignon.
Bersambung…